watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Tante girang dan pelayan tokonya

Suasana rumah Tante Betty petang itu masih
lengang. Hanya tampak satu sepeda motor milik
Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang
baru saja memasuki garasi. Randy dan kakaknya,
Susan, berlibur di rumah Tante Betty untuk
mengisi liburan kenaikan kelas. Tante Betty
sebagai wanita karier sering merasa kesepian
karena ia belum bersuami. Ia sangat senang
apabila ponakan-ponakannya berkunjung ke
rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti
yang dilakukan anak dari kakak pertama dan
keduanya itu.
Susan baru saja pulang dari rumah Nina saat
waktu menunjukkan pukul setengah delapan
malam. Melihat suasana rumah sedang kosong ia
segera masuk kamar. Matanya tampak sembab
menandakan ia baru saja menangis. Meskipun
jauh-jauh hari Susan sudah merasakan
perubahan sikap Ari, namun tetap saja kaget
dengan keputusan kekasihnya itu untuk tidak
meneruskan hubungan mereka lagi. Apalagi di
telepon tadi, Ari yang mengatakan bahwa mereka
tidak cocok seperti dibuat-buat saja. Tapi Susan
juga bukan gadis yang lemah. Baginya, tidak ada
alasan baginya untuk menjadi gadis yang
cengeng diusianya yang telah menginjak delapan
belas.
Pintu kamar Susan tiba-tiba saja terbuka. Kepala
Randy muncul dari balik pintu sambil tersenyum.
“Baru datang, Kak?”, tanya Randy sambil
ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti
pakaian. Randy berjalan acuh tak acuh.
“Iya..”, jawab Susan singkat. Pikirannya masih
sumpek dengan kejadian tadi siang. Segera saja
direbahkan badannya di kasur setelah mengganti
baju perginya dengan daster tipis.
“Kok, lesu gitu.., Kenapa?”, Randy yang baru kelas
dua SMP itu menghampiri Susan. Ia juga
kemudian merebahkan badannya disamping
kakaknya tersebut. Susan hanya diam saja seolah
tidak mendengar pertanyaan adiknya. Matanya
menerawang melihat langit-langit kamar. Randy
pun akhirnya memperhatikan sepupunya
tersebut. Susan memang benar-benar cantik.
Kadang-kadang ia merasa lebih senang kalau
Susan bukan saudaranya. Mungkin karena
seringkali ia tanpa sadar mengagumi tubuh
Susan. Entah mengapa akhir-akhir ini minatnya
terhadap wanita begitu meningkat. Ia bahkan
suka sekali melihat-lihat pose wanita di majalah
kosmopolitan milik kakaknya itu. Biasanya ia jadi
terangsang dan onani di kamar mandi.
“Sret..”, Sepersekian detik posisi tangan Susan
bergerak memangku kepalanya sendiri dan tanpa
ia sadari belahan baju di dadanya menjadi
terbuka. Melihat hal demikian Randy jadi sedikit
canggung. Ia kebingungan sekaligus menyukai
pemandangan itu. Randy agak berdebar-debar
ketika ia semakin jelas melihat lekuk buah dada
kakaknya yang tampak ranum dan indah. Apalagi
tampak tonjolan puting di balik daster tipis itu.
Batang penisnya terasa sedikit mengeras.
Karena dorongan hasratnya, Randy
memberanikan diri perlahan-lahan mendekati
tubuh Susan. Ia merangkul pinggang kakaknya
tersebut. Merasakan sentuhan di tubuhnya,
membuat rasa sedih Susan semakin mendalam.
Air matanya mulai keluar dan ia segera
membalikkan badan membelakangi adiknya. Ia
tidak mau menangis di hadapan Randy. Posisi
demikian membuat Randy bisa merangkul Susan
dengan leluasa dari belakang.
“Kamu cantik deh.., malam ini..”, ucap Randy
tanpa sadar. Susan pun hanya diam saja. Yang ia
butuhkan saat ini hanyalah ada orang yang
menyayanginya.
Randy kemudian melingkarkan tangannya ke
pinggang Susan. Gadis yang merasa sedang
bersedih itu sedikit bergerak lebih mendekatkan
badannya ke dalam pelukan Randy. Ia ingin ada
orang yang menghiburnya disaat-saat seperti ini.
Respon Susan ini membuat Randy berani
menggerakan tangannya dengan lembut untuk
menyentuh bagian bawah buah dada sepupunya.
Susan hanya memejamkan mata saja. Posisi
tubuh yang berhimpitan itu membuat pikiran
Randy semakin tidak menentu. Apalagi batang
penisnya yang berhimpitan dengan pantat Susan.
Perlahan ia mulai meremas dengan halus buah
dada sepupunya tersebut.
Susan pun dalam keadaan sedang sedih menjadi
merasa sangat tenang karena adiknya seperti
mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap
seorang sepupu. Ia juga membiarkan telapak
tangan Randy membelai-belai buah dadanya
yang memang tidak memakai beha. Belaian
Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif
tersebut membuat jantung Susan sedikit
berdebar-debar. Tapi ia segera menganggap
wajar sentuhan kasih sayang sepupunya
tersebut.
Randy pun mulai berani menciumi bagian
tengkuk leher Susan sambil memasukkan
tangannya ke dalam daster Susan. Perasaan
Susan menjadi sedikit tidak karuan. Ia mulai
menyadari bahwa sentuhan sepupunya bukan
lagi sentuhan kasih sayang, tapi di satu sisi ia
amat menikmati sentuhan itu. Terutama remasan
telapak tangan Randy terhadap puting susunya.
Perasaan sedih yang sedang ia alami seperti
berganti dengan keinginan untuk terus dibelai. Ia
ingin menghentikan Randy, namun sentuhan itu
membangkitkan perasaan lain dalam
kesedihannya. Sentuhan-sentuhan halus itu
membuat bulu tengkuknya berdiri. Buah dadanya
pun menjadi agak mengeras oleh karena
sentuhan dan remasan lembut tangan Randy.
“Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian”, akhirnya
Susan berusaha menyudahi aktivitas itu.
“Ah, aku kan sayang sama kamu”, sahut Randy
sambil sedikit ngos-ngosan. Ia masih saja
merabai tubuh sepupunya. “Engh, badanku jadi
lemas semua nih”, tanpa sadar Susan berucap
sambil setengah merengek. Kemaluannya bagian
bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.
Randy tidak menghiraukan perkataan sepupunya
tersebut, ia masih terus meremas-remas
payudara Susan. Malah ia mulai memasukkan
satu tangannya ke dalam celana dalam
sepupunya. Bulu-bulu halus di kemaluan Susan
pun terasa di telapak tangan Randy. Iapun
menyentuh bibir vagina sepupunya itu. Susan
menggelinjang. Nafasnya mulai tidak terkontrol.
Kesadarannya pun mulai hilang. Sekilas ia hanya
menyadari bahwa ia sedang dicumbui oleh
sepupunya sendiri. Kemaluannya sudah mulai
berdenyut-denyut.
Randy secara lembut namun penuh nafsu mulai
merebahkan tubuh Susan. Kemaluannya seperti
ingin membutuhkan sesuatu. Ditindihnya tubuh
sepupunya dengan birahi yang mulai tidak
terkontrol. Segera saja ia buka kancing daster
sepupunya. Tampak dengan jelas kedua belah
buah dada sepupunya yang indah itu dengan
putingnya yang telah berdiri tegak. Ia langsung
mengulumi puting buah dada sepupunya
tersebut.
“Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh”, ucap
Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun
Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya.
Lidahnya mempermainkan puting susu
sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan
terpejam dan tangannya membelai kepala Randy,
merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.
Randy akhirnya mulai tak sabar, ditariknya turun
celana dalam sepupunya tersebut. Susan sudah
benat-benar dikuasai nafsu. Ia tidak sadar ketika
celana dalamnya terlepas. Randy pun segera
memelorotkan celana pendeknya sendiri sampai
batang penisnya terlihat tegak. Dikangkangkannya
kedua kaki Susan dengan perlahan.
Kemualuannya segera ia arahkan ke dalam
pangkal paha Susan. “Sleep!”, Setengah detik
kemudian kemaluan Randy mulai memasuki liang
vagina Susan. Terasa hangat dan empuk. Sesaat
Susan seperti tersadar apa yang sedang terjadi,
namun kesadarannya langsung hilang ketika
Randy mulai menggerakan pinggangnya naik
turun.
Napas Randy semakin ngos-ngosan tatkala
tubuhnya mulai bergerak menindih tubuh
sepupunya yang mulus itu. Buah dada Susan
bergoyang-goyang karena gerakan sodokan
Randy terhadap tubuhnya. Semuanya seperti
tidak dapat dihentikan begitu saja. Kesadaran
Susan pun telah musnah berganti kebutuhan
untuk dicumbui. Ia akhirnya juga merespon
gerakkan yang dilakukan sepupunya tersebut.
Kemaluannya berdenyut-denyut ketika penis
sepupunya terus bergerak dalam liang
kemaluannya. Pinggangnya bergerak berputar-
putar dan sambil merintih penuh rasa nikmat.
“Ran.., nghh enghhnak.., enghh terusshhsshh”,
rintih Susan dalam kenikmatan.
Desahan Susan membuat nafsu Randy semakin
menjadi-jadi. Ia sama sekali tidak menyadari
bahwa gadis yang sedang ia setubuhi adalah
kakak sepupunya sendiri. Konsentrasi Randy
hanyalah pada gerakan tubuhnya yang maju
mundur. Batang penisnya seperti dipijit-pijit di
dalam lubang kemaluan Susan. Ia semakin
mempercepat gerakannya karena terasa sesuatu
yang mendesak batang kemaluannya.
“Engghh.., yang.., engghh lebihhss
kerassh..sshh”, Susan mendesah merasa saat itu
dirinya telah membubung tinggi. Randy semakin
mempercepat gerakannya. Bunyi kecepak-
kecepuk menjadi semakin berirama. Randy
merasa kemaluannya seperti akan meledak.
Gerakannya kini telah menjadi hentakan-hentakan.
Susan masih terus memeluk erat tubuh
sepupunya sambil matanya terus terpejam.
“Esshh.., Ahh.., ahh..ampirr.., ashh”, Susan
mendesah-desah. Ia merasa tubuhnya sudah
hampir mencapai puncak. Gerakan tubuh
keduanya menjadi sangat cepat.
Tiba-tiba Randy menghentakkan badannya
dengan keras dan lama ke dalam tubuh
sepupunya. Kedua tubuh itu tampak bergetar.
Tangan Susan pun memeluk tubuh Randy tak
kalah eratnya. Keduanya telah sampai dipuncak
kenikmatan.
Adegan kedua sepupu itu tanpa disadari
sebenarnya dilihat oleh Tante Betty dari balik
pintu. Tante Betty benar-benar bingung dengan
apa yang dilihatnya. Ia sebenarnya ingin segera
memasuki kamar itu namun ia segera menyadari
bahwa hal itu dapat memperburuk keadaan.
Beberapa saat kemudian Tante Betty melihat
keduanya tampak tertidur. Kedua ponakannya itu
terkulai lemas dalam keadaan telanjang. Dengan
perlahan ia memasuki kamar itu dan mendekati
ranjang tempat dua ponakannya tertidur lelap.
Ia mulai menatap wajah kedua ponakannya
dengan rasa galau. Mungkin karena aku terlalu
sibuk sehingga hal ini sampai terjadi ucapnya
dalam hati. Dengan perlahan ia mulai menaiki
kasur dan mendekatkan badannya pada tubuh
Susan. Dipeluknya gadis ponakannya itu dengan
penuh rasa kasih sayang. Melihat tubuh gadisnya
yang sintal dengan buah dada yang ranum
membuatnya tersadar bahwa Susan memang
mungkin sudah saatnya dewasa. Benar-benar
kesalahanku, keluhnya.
Randy yang merasa ada orang datang mulai
terbangun. Kelopak matanya terbuka perlahan
dan tampak tantenya memakai daster biru
membelakanginya. Lekuk tubuh tantenya tampak
indah dalam keremangan kamar. Dalam keadaan
setengah sadar, ia masih merasakan kenikmatan
yang baru saja dilaluinya bersama Susan. Tak
terasa beberapa saat kemaluannya menegang
kembali.
Kebutuhan yang mulai mendesak itu membuat
Randy mulai salah tingkah. Tiba-tiba saja ia ingin
menyentuh tubuh tantenya yang berada di
hadapannya. Apalagi lekuk tubuh tantenya terlihat
sangat indah. Namun ia sangat takut apabila
tantenya marah. Maka iapun berpura-pura tidur
dan memejamkan mata. Dalam keadaan yang
mulai birahi kembali Randy memutar otaknya
agar dorongannya tersebut terpuaskan. Maka
dengan pura-pura dalam keadaan tidur Randy
menggerakan badannya untuk dapat memeluk
tubuh tantenya.
Tante Betty yang merasa tubuh Randy bergerak
segara membalikkan badan dan memeluk tubuh
Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster
biru terasa menyentuh bagian muka Randy.
Tante Betty pun mulai membelai kepala Randy
dengan penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan
laki-lakinya dari atas kepala dan turun ke bawah.
Pasti banyak yang naksir, ucap tante Betty dalam
hati melihat kepolosan wajah ponakannya itu.
Tiba-tiba wajah Tante Betty memerah. Tak
sengaja matanya menyapu penis Randy yang
agak menegang. Ia berusaha menenangkan diri
bahwa yang dihadapannya adalah keponakannya
sendiri. Namun jantungnya semakin berdebar-
debar. Apalagi diusia yang telah memasuki usia
tiga puluh tahun ini ia belum pernah disentuh laki-
laki. Kebutuhan seksualnya selama ini ia alihkan
dengan menyibukkan diri pada pekerjaan.
Sebagai wanita matang, selama ini ia belum
pernah melihat tubuh laki-laki dewasa dalam
keadaan telanjang. Tubuh Randy pun juga mulai
mekar di usia enam belas tahun itu. Tiba-tiba
kepala tante Betty terasa agak berkunang-kunang.
Tanpa sadar tangan Tante Betty mulai bergerak
mendekati batang penis Randy. Dengan perlahan-
lahan agar Randy tidak terbangun, Tante Betty
mulai menyentuh batang penis Randy. Terasa
hangat dan agak keras. Dibelai-belai batang penis
itu dengan penuh kelembutan. Ia membayangkan
andai saja batang penis itu mendesak-desak di
lubang kemaluannya. Matanya mulai terpejam.
Tanpa sadar tangannya yang sebelah meremas
buah dadanya sendiri. Terasa ada cairan hangat
mengalir di dalam kemaluannya. Mau tidak mau
Tante Betty mengakui bahwa ia mulai terangsang
setelah menyentuh batang penis Ponakannya.
Tiba-tiba saja tangan Randy bergerak. Rasa kaget
itu membuat Tante Betty menghentikan
sentuhannya. Ia memejamkan mata sambil
berbaring dalam keadaan memeluk ponakannya.
Harapannya adalah Randy menganggapnya tidur.
Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya
terhadap penisnya, Randy menjadi berani.
Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya.
Tampak di depan matanya buah dada yang lebih
besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula
tonjolan mungil puting Tante Betty yang
berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah
tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu
tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah
dada tantenya pun mulai terasa mengeras.
Tante Betty kebingungan dengan apa yang
dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia
beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang
dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia
tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Betty. Ia
menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar
terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika
ponakannya melapor pada mamanya.
Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap
berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Randy
pada putingnya membawa kenikmatan yang luas
biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya
ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil. Tante
Betty pun mengigit bibir karena cumbuan
ponakannya.
“Ssshh..”, tanpa sadar Tante Betty mendesah
penuh kenikmatan saat Randy mengulum puting
buah dadanya. Ia pun memegangi kepala
ponakannya dengan penuh kelembutan seperti
tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti.
Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi
tubuhnya menjadi sangat lemas.
Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur.
Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar
menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh
tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan
keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante
Betty sambil terus mengulum puting serta
meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya
seluruh tubuh tantenya.
“Enghh.., ahhng.., ahh.., nggssh”, Tante Betty
mendesah tanpa mampu menahan apa yang
dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti
tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin
terus disentuh dengan penuh kemesraan.
Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya
untuk memuaskan dorongan kebutuhannya
membuat ia segera membuka celana dalam Tante
Betty. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar
kemaluan tantenya membuat Randy semakin
bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam
selangkangan tante Betty.
“Sleep!”, Batang Penisnya pun telah masuk ke
dalam lubang kemaluan tantenya. Tante Betty
merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang
terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam
sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon
gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur
dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai
tinggi.
“Aahh.., esshh.., ahh”, Tante Betty mulai
mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi
pantat Randy untuk membantu gerakan naik
turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan
pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh
tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh
Randy. Dilihatnya Randy dengan penuh nafsu
menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak
bingung bahwa Tantenya itu justru merepon
dengan desahan-desahan. Tangan Randy
memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya
terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya
itu. Melihat adegan sepupu serta desahan
tantenya dalam ruangan yang remang-remang
ini membuat Susan mulai terangsang.
Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu.
Diciumnya bibir Tante Betty. Tante Betty pun
dalam keadaan yang sudah di awang-awang
segera merespon ciuman itu dengan lumatan
yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan
aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan
kenikmatannya.
“Eng.., ssh.., nikmat.., Ran”, desah Susan sambil
disela-sela ciumannya dengan Tante Betty. Penis
Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara
kecepak kecepok menjadi semakin keras dan
berirama sering dengan gerakan Penis Randy
memasuki liang vagina Tante Betty.
Susan semakin larut dengan permainan tante dan
sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi
basah karena terangsang melihat adegan sepupu
dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian
bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan
tangannya meremas-remas buah dada tantenya.
“Enghss.., enghh.., terusshhin.., engshh”, Tante
Betty semakin merasa terbang di awang-awang.
Gerakan Randy membuat vaginanya terasa
sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya
semakin membuat nafsunya menjadi-jadi.
Nafasnya menjadi semakin tidak teratur.
Cumbuan kedua ponakannya memenuhi
kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan
belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur
seiring dengan gerakan Randy. Ia pun semakin
mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan
maju-mundur Randy diimbangi dengan gerakan
bergoyang-goyang oleh Tante Betty. Aktivitas ini
membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak.
Tante Betty semakin mempercepat goyangannya.
Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus
mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-
tiba tubuh Tante Betty menegang dan vaginanya
berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia
merasa tubuhnya hancur berkeping-keping
dalam kenikmatan.
“Ran.., ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh”,
ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera
mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah
memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian
tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.
Randy pun menarik penis dari kemaluan tantenya
yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang
kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Susan
yang telah mengangkang itu. “Sleep!”, Penisnya
langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh
sepupunya itu.
Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak
tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan
membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara
mereka. Randy menciumi buah dada Susan
sambil pinggang melakukan gerakan naik turun.
Susan melingkarkan tangannya pada punggung
Randy.
“Enghh terusshh.., Ran.., masukin terus..,
enggsshh”, desah Susan sambil matanya masih
terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik
tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Randy.
Posisi ini semakin membuat penis Randy lebih
bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy
memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga
merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh batang
kemaluan Randy.
Randy semakin merasa penisnya disedot-sedot
oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di
atas tubuh Randy mulai menggerakkan
bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan
berirama. Randy semakin memperdalam
gerakannya pada selangkangan sepupunya.
Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan
menggoyang-goyang pinggangnya.
“Enghh.., terus.., Ran.., Enghh enaahkk”, mata
Susan terpejam dan bibirnya mendesah. Randy
terus menggerakan pinggangnya semakin cepat.
Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat
pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam
kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya
terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-
sodokan penis sepupunya itu.
“Lebihh kerashh.., enghh lagi”, Susan merasakan
tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya
menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja
tubuh keduanya menegang se cara bersamaan
tanda mereka mencapai puncak kenimatan
bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya
sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang
Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti
tidak pernah ada oleh Tante Betty. Saat makan
pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap santai.
“Ran, kamu mau kemana hari ini”, tanya Tante
Betty sambil mengoleskan mentega pada roti
tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja.
Blus krem dan rok span abu-abu.
“Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney
Shieldon yang baru”, ucap Randy sambil
berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan
dengan Tante Betty mengingat apa yang
dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai
Tante Betty lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku
dibunuh oleh Papa, pikirnya.
“Kalau gitu ini buat beli novelnya”, ucap Tante
Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima
puluh ribuan. Randy pun mendongakan
kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante
Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima
uang itu.
“Makasih ya, Tante”, ucap Randy sambil
menyorongkan badannya memeluk Tante Betty,
Merekapun berangkulan erat.
Tiba-tiba Tante Betty berbisik”, Yang tadi malem
jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran”.
“Iya, Tante”. Kemaluan Randy terasa mengeras.
“Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di
kamar Tante aja ya”, ucap Tante Betty dengan
nada datar. Ia tidak mau Randy menangkap
keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu
seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.
Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan
melihat wajah Tante Betty tampak agak
memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas
seperti semalam menggelegak dalam dirinya.
Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty. Pertama
lembut namun kemudian semakin ganas.
Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Betty
sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan
oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani
terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia
mulai membalas ciuman itu. Mereka saling
melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan
membiarkan tangan Randy membuka kancing
blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH
dan meremasi buah dadanya. Semakin lama
buah dada itu terasa mengeras.
“Sudah, Ran. Tante mau ke kantor”, ucap Tante
Betty sambil berpura-pura tidak mau. Namun
tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi
leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang
satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu
hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan
Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang
ada di balik celana dalam itu.
“Ash.., neghh, udah, Ran”, desah Tante Betty. Ia
tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu
bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang
dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa
nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan
segera menurunkan celana dalamnya.
“Udah, Ran dari belakang aja”, ucap Tante Betty
sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah
mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang
akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat
merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke
kantor.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy.
Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang
penisnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan
diarahkannya penisnya ke vagina Tante Betty.
“Slepp!”, Penis Randy mulai memasuki lubang
kemaluan Tante Betty. Lututnya seperti hampir
copot ketika penis itu masuk ke dalam lubang
vagina Tante Betty. Tante Betty juga segera
merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya
pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang
akan naik kuda.
“Eenghh.., nikmat, terusshh”, desah Tante Betty
sambil memejamkan mata. Randy memegangi
pinggang tantenya dan terus menyodok-
nyodokan penisnya ke vagina Tante Betty.
Penisnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-
sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan
agar tangannya dapat meremas buah dada Tante
Betty yang ranum menggantung.
Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante
Betty sudah tertelungkup di sandaran sofa dan
Randy menyetubuhinya dari belakangnya.
Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan
kantornya.
“Terusshh, Ran.., enakk”, desah Tante Betty.
Beberapa saat kemudian Randy mempercepat
gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty
namun pinggangya masih melakukan gerakan
maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang
sambil penisnya disorongkan se cara mendalam
ke lubang kemaluan Tante Betty. Ia telah sampai
di pucak kenikmatan. “Cret.., cret.., cret”, sperma
Randy membasahi lubang kemaluan Tante Betty.
Ia kemudian menarik penisnya dan segera
menjatuhkan badannya ke sofa.
Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya
dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya
ponakannya memandang dengan mesra.
Tampaknya kecanggungan diantara mereka
sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan
jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun
mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak
lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun
tak lain sebagai pria yang mampu memberikan
kepuasan seksualnya.
“Udah, ya Tante ke kantor dulu”, ucap Tante Betty
sambil mendekati Randy. Mereka berciuman
dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah
melihat jam di dinding, Tante Betty segera
beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh
menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun
berbunyi dan semakin lama semakin menghilang.
Randy pun segera memakai celananya dan
tertidur di sofa.


Adult | GO HOME | Exit
1/2396
U-ON

inc Powered by Xtgem.com